Seringkali saya tidak terlalu suka ngintip media, walau kadang melirik juga.pasalnya sederhana saja. Setiap selesai melihat tontonan selalu menghasilkan rasa jengkel, kecil hati dan lebih sering pesimis.
Benarkah ini wajah Indonesiaku, Yang ketika aku kecil dulu selalu mendengar nyanyian lagu pahlawan, heroiknya putra putra bangsa yang berjuang, bergetar, bangga, haru perasaan ku semasa masih gadis kecil dulu. sampai suatu saat ingin ketemu para pahlawan itu. Yang mana to ibu Kartini, Bapak sukarno, Patimura, Pangeran diponegoro...
Aduh, waktu itu kalau bicara Indonesia yang ada cuman satu kata, Bangga!!
Seiring bergulirnya waktu, mulai regenerasi pemimpin silih berganti, pelan tapi pasti, media menjejali dengan berita korupsi, maksiat pejabat, bersekongkol, carut marut mengisi relung hati. Takutnya nuansa kelabu ini akan mempengaruhi hatiku juga kelabu... dikurangi ajalah ngintip media. Karena penuh aroma pesimis. kembali merasa menjadi Indonesia yang seperti gak ada contoh yang bisa di conto baik, blass!
Suatu saat, Ketika rasa lelah menjadi warga bangsa yang sebenarnya megah ini mendera, Alloh memberi secercah harapan, munculnya sosok yang Indonesia banget, santunnya indonesia, sahajanya Indonesia, Pemimpin Indonesia, Cerdasnya Indonesia, Tanpa pamrih karena beliau moga saja bersahaja. sak Madyo wae, toh dalam hidup materi yang diperlukan seberapa banyakkah? nggih pak?. Media begitu gencarnya mengekspos. Awalnya gak begitu saja percaya kalau beliau-beliau ini baik. Karena kita biasa mendengar kalimat apriori, curiga dan teman2nya. Namun apaboleh buat, Kekaguman saya gak iso disembunyika pada sosok2 ini. Pak DIS, Pak JOKOWI dan pak Basuki. Semoga bapak selalu amanah dalam memimpin dan mengemban amanat rakyat. dan Tebarkan virus Optimis dan bangga sebagai INDONESIA, Pak!! Saya sangat yakin, kalau masih banyak putra-putra bangsa yang baik dan pantas menjadi panutan, hanya saja mereka belum menemukan jalan. Semoga ini awal babak baru indonesia gemilang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar